Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KUTIPAN

KUTIPAN

Ø Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, kamus, ensiklopedi, artikel, internet, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Pengertian lain dari Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis dalam sebuah karangan.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya berisi kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide dasar harus tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang, misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.

Ø Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi dasar yaitu sebagai:
a.    Landasan teori
b.    Penguat pendapat penulis
c.    Penjelasan suatu uraian
d.    Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu

Berdasarkan fungsi di atas, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
     i.         Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
    ii.       Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian
   kutipan
   iii.      Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
   iv.      Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
    v.       Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak
   langsung
   vi.        Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa fungsi kutipan yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :

a.    Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
b.    Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
c.    Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
d.    Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
e.    Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
f.    Meningkatkan estetika penulisan.
g.    Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.


Ø Prinsip-prinsip Mengutip
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh penulis pada waktu membuat kutipan, antara lain :

1)     Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu mengadakan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam naskah aslinya tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf miring (kursif) atau digaris bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis, kata-kata atau bagian kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf miring, atau direnggangkan. Pertimbangan untuk mengubah teknik itu bisa bermacam-macam : untuk memberi aksentuasi (tekanan), contoh, pertentangan, dan sebagainya. Dalam hal yang demikian, penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi empat […] bahwa perubahan itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam tanda kurung segi empat itu, misalnya berbunyi sebagai berikut : [huruf miring dari saya, penulis].

2)     Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan itu terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan atau dalam soal-soal ketaabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini, kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan dalam tanda kurung segi empat […] seperti halnya dengan perubahan teknik seperti telah kemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung ditempatkan dibelakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang disetujui itu. Misalnya kalau kita tidak setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat [sic].
Kata sic yang ditempatkan dalam tanda kurung segi empat menujukkan bahwa penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang terdapat dalam naskah aslinya.



Contoh :
            “Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selalu berusaha mencari bentuk kata yang mendukung makan [sic] sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarya salah cetak; seharusnya makna. Namun, dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan dan ia sekedar mengutip sesuai aslinya. Untuk karya-karya ilmiah penggunaan sic dalam tanda segi empat yang ditempatkan langsung dibelakang kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan lebih mantap.

3)     Menghilangkan bagian kutipan
              Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian- bagian tertentu dengan syarat bahwa penglihatan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan bagian itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik spasi (…). Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambah sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu baik pada awal maupun pada akhir kutipan harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.

*Contoh bagian kalimat yang dihilangkan :

Naskah asli
Demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, antara lain apakah ada kata-kata yang tabu, sakral, atau yang berkonotasi lain.

Kutipan
“Demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, ….. .”

* Contoh bagian alinea yang dihilangkan :

Naskah asli
Kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan kesesuaian pemilihan kata. Kata yang digunakan harus sesuai dengan kesempatan atau situasi yang dimasuki. Pada situasi resmi (formal) digunakan kata-kata baku, sedangkan pada situasi tidak resmi (nonformal) dapat digunakan kata-kata nonbaku. Situasi masyarakat pendengar dan pembaca yang menjadi sasaran harus diperhatikan, baik umurnya, golongannya, maupun pendidikannya.

Kutipan
“Kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan kesesuaian pemilihan kata. Kata yang digunakan harus sesuai dengan kesempatan atau situasi yang dimasuki………….

Ø Jenis-jenis Kutipan

Terdapat beberapa jenis kutipan, yaitu :
a.    Kutipan Langsung
b.    Kutipan tidak langsung
c.    Kutipan pada catatan kaki
d.    Kutipan atas ucapan lisan
e.    Kutipan dalam kutipan
f.     Kutipan langsung pada materi

Namun disini saya akan membahas lebih dalam mengenai Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung. Berikut ini penjelasannya :

a.    Kutipan Langsung 
Kutipan langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.

b.    Kutipan Tidak Langsung 
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.


Ø Teknik Mengutip
Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (kutipan isi) akan membawa akibat yang berlainan pada saat memasukannya dalam teks. Begitu pula cara membuat kutipan itu. Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah cara-cara berikut :

1)       Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
          Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dati empat baris ketikan, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara sebagai berikut :
a.    Kutipan itu diintegrasikan langsung dalam teks;
b.    Kutipan itu diapit dengan tanda kutip;
c.    Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
d.    Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas, atau dalam tanda kurung di tempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh :
              Arti detugasi dapat kita lihat melalui batasan-batasan berikut : “Detugasi atau pemberian merupakan sebuah bentuk yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan” (Gorys, 1981 : 93).

2)      Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
          Kutipan langsung yang panjangnya lebih  dari empat baris ketikan ditulis dengan cara-cara berikut :
a.    Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak dua setengah spasi;
b.    Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
c.    Kutipan itu dapat diapit atau tidak dengan tanda kutip;
d.    Sesudah kutipan diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau ditempatkan dalam tanda kurung nama sigkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
e.    Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan ke dalam lagi 5-7 ketikan.

Contoh :
                                                                ...........
 “Suatu fikiran yang telah tersebar dengan luas sekali di kalangan orang banyak yang menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda tak berjiwa, tidak effektif [sic!], serba damai yang pada tempatya sekali berada dalam kelindungan-kelindungan sejak dan ketenangan akademis dari biara-biara dan universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan dari yang lain yang jauh dari dunia yang jahat dan matrealistis ini" (Asrul Sani, 1959:7).
3)        Kutipan tak langsung
              Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu, kutipan tak langsug tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung :
a.    Kutipan itu diintegrasikan dengan teks;
b.    Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
c.    Kutipan tidak dapat diapit dengan tanda kutip;
d.    Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh
          ...........                        
          Pertama-tama harus dibedakan dahulu atara kata ‘aksen’ dan ‘tekanan’. Dalam tata istilah ilmu bahasa ‘aksen’ tidak sama dengan ‘tekanan’. Aksen lebih luas maknanya daripada tekanan. Tata aksen dalam suatu bahasa memperbedakan suku-suku kata (yang sama bentuk foneiksegmentalnya) dengan jalan titinada, kontur lagu, jangka bunyi, dan tekanan. Dengan kata lain, tekanan itu hanya satu bagian dari kata aksen, di samping unsur titinada, kontur dan jangka. (Hockett, 1955:43-66).


Referensi :
http://rororizky.blogspot.com/2012/11/tugas-bahasa-indonesia-kutipan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar