PENGERTIAN
ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat
dibaris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri
atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini
wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam
itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab
formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA ATAU PARAGRAF
TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA ATAU PARAGRAF
- Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
- Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal
UNSUR-UNSUR ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas
atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi
ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi
untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
A. Ciri kalimat topik :
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
B Ciri kalimat pendukung :
1. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau
kalimat transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
topik
SYARAT-SYARAT ALINEA ATAU PARAGRAF
SYARAT-SYARAT ALINEA ATAU PARAGRAF
1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu,
dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topik.
2. Koherensi
2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah
alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti
alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan
menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan.
Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya,
dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain,
sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan
seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada
bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok
kata) dalam bermacam-macam hubungan.
3. Pengembangan
3. Pengembangan
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama
pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang
merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf
yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi
paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang,
atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda
.
Metode pengembangan paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti
digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan
naratif.
Setelah mempertimbangkan faKtor tersebut barulah kita memilih salah satu
metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara
banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku
komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea
dalam penulisan karangan.
Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode
sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi. Didalam mengarang,
keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti
sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
1) Metode Definisi
1) Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian
/ konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis
hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep
tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh
mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2) Metode Proses
2) Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea
menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap –
tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya
secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang
prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu
berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
3) Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan.
Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus
disusun berbentuk paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
4) Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya.
Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan
kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan
informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau
sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau
analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan
deskriptif ata eksposisi.
5) Metode Umum-Khusus
5) Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar
menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan.
Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih
gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan
ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.
6) Metode Klasifikasi
6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki
persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling
tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk
persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun,
pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan.
Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau
paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
5. JENIS-JENIS ALINEA ATAU PARAGRAF
5. JENIS-JENIS ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut
posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam
karangan.
1). Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
1). Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam
paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan
memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik,
paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf
induktif, paragraf deduktif-induktif(campuran), paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
yang dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan
khusus (umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah
terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak
pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga
fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah
berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."
Contoh lain paragraph deduktif :
Contoh lain paragraph deduktif :
”Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan
bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu.
Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.”
B. Paragraf Induktif
B. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir
paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri
dengan pernyataan umum (khusus-umum).
Contoh paragraf induktif:
Contoh paragraf induktif:
" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah
manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah
yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap
selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus
lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat
dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain
dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus
menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya."
Contoh lain paragraf induktif :
Contoh lain paragraf induktif :
“Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya.
Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer.
Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang
penting, efektif dan efisien”.
C. Paragraf Campuran
C. Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir
paragraph (deduktif-induktif). Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan
atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf campuran :
Contoh paragraf campuran :
”Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.
Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi,
baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan
peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi”.
Contoh lain paragraf campuran :
Contoh lain paragraf campuran :
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang
kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan
rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari
batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan
air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang
kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."
2). Jenis paragraf atau alinea berdasarkan paragraf penuh kalimat topik
2). Jenis paragraf atau alinea berdasarkan paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat
atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang
satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan
udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara
ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi
yang segar sepuas-puasku."
3). Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
3). Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi.
Contoh:
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak
pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir
mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap
daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentatif
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
2. Argumentatif
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.
Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan
Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau
mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya
untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis
moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi
keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskriptif
3. Deskriptif
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji
gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat
cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar
lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah
kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia
sungguh tampak sempurna.
4. Persuasif
4. Persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. isi
paragraf ini mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama
majalah dan Koran .
Contoh:
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai
tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai
kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap
tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat
dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Naratif
5. Naratif
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga
membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Contoh:
Jam istirahat. Aldi tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati
bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan
diruang perpustakaan hanya ada dia.
4). Jenis Paragraf Menurut Fungsi / Tujuannyanya dalam Karangan
4). Jenis Paragraf Menurut Fungsi / Tujuannyanya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1. Paragraf
Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas
menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka
biasanya bertujuan untuk mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam
karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
- Menghantar pokok pembicaraan.
- Menarik minat pembaca.
- Menyiapkan atau menata pikiran
untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf
pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf
pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu
bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf
pembuka,yaitu:
- Kutipan, peribahasa, anekdot
- Pentingnya pokok pembicaraan
- Pendapat atau pernyataan seseorang
- Uraian tentang pengalaman pribadi
- Uraian mengenai maksud dan tujuan
penulisan
- Sebuah pertanyaan.
Contoh
paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti
jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan.
Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh
kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan
tidak mau makan.
2. Paragraf Penghubung
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada
pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.
Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
- Mengemukakan inti persoalan.
- Memberikan ilustrasi.
- Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
- Meringkas paragraf sebelumnya
- Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
- Mengemukakan inti persoalan.
- Memberikan ilustrasi.
- Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
- Meringkas paragraf sebelumnya
- Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau
penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Paragraf ini merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian
harus memperhatikan hal sebagai berikut :
- Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu panjang.
- Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti
- Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu panjang.
- Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti
seluruh uraian.
- Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan
- Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan
yang medalam bagi pembacanya.
Contoh
paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan
mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Sumber :
Sumber :
id.wikipedia.org
http://rororizky.blogspot.com
http://merrycmerry.blogspot.com/2011/11/makalah-paragraf.html
http://swestimahardini.wordpress.com/2011/10/24/makalah-bahasa-indonesia-mengenai-alinea-paragraf/
0 komentar:
Posting Komentar