Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KONVENSI NASKAH

KONVENSI NASKAH

Pengertian Konvensi Naskah
konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

Jenis – Jenis Naskah.
1. Naskah Formal, adalah Suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
2. Naskah Semi-Formal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
3. Naskah Informal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.

Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah :
   Sebuah karangan harus memenuhi tiga asprek utama persyaratan formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup. Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.

Adapun unsur-unsur dalam penulisan sebuah Karangan sebagai berikut :
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
   a. Judul pendahuluan
   b. Halaman judul
   c. Halaman persembahan (kalau ada)
   d. Halaman pengesahan (kalau ada)
   e. Kata pengantar
   f. Daftar isi
   g. Daftar gambar (kalau ada)
   h. Daftar tabel (kalau ada)

2. Bagian Isi Karangan
   a. Pendahuluan
   b. Tubuh karangan
   c. Kesimpulan

3. Bagian Pelengkap Penutup
   a. Daftar Pustaka
   b. Lampiran (Apendix)
   c. Indeks
   d. Riwayat Hidup

Dengan pemaparan intisari sebagai berikut :
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi karangan tersebut.

a. Judul Pendahuluan dan Halaman Pendahuluan
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak keatas. Halaman ini hanya mencantumkan tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas, pengarang (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·         Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
·          Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
·         Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
·          Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota dan tahun penulisan.
·         Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri(untuk karangan formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan tidak formal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul :
·         Judul diketik dengan huruf capital
·         Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
·         Nama penulis ditulis dengan huruf capital
·         Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo
·         Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi , jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
·         Komposisi tidak menarik
·         Tidak estetik
·          Hiasan gambar tidak relevan
·          Variasi huruf jenis huruf
·          Kata "ditulis (disusun) oleh"
·         Kata "NIM/NRP"
·          Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
·         Kata-kata yang berisi slogan
·         Ungkapan emosional
·         Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi

b. Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di tulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang harus dihindarkan :
·         Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya
·         Menggunakan titik atau koma pada akhir nama
·         Tulisan melampaui garis tepi
·         Menulis nama tidak lengkap
·         Menggunakan huruf yang tidak standar
·         Tidak mencantumkan gelar akademis

d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar.

Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
·         Ucapan syukur kepada Tuhan YME Yang Maha Esa
·         Penjelasan adanya tugas penulisan karaya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
·         Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
·         Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga
·         Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelomopok orang, atau organisasi yang membantu
·         Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan
·         Harapan penulis atas karangan tersebut
·         Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima saran dan kritik

Hal-hal yang harus dihindarkan :
·         Menguraikan isi karangan
·         Mengungkapkan perasaan berlebihan
·         Menyalahi kaidah bahasa
·         Menunjukkan sikap kurang percaya diri
·         Kurang meyakinkan
·         Kata pengantar terlalu panjang
·         Menulis kata pengantar semacam sambutan
·         Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif

e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar , maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman

g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel, dan nomor halaman.

2.      Bagian Isi Karangan
Pada bagian isi karangan ini, terbagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari :

a.  Pendahuluan
 Dalam Bab 1 pendahuluan, berisikan :
·       
  Latar Belakang Masalah
Dimana berisi kendala atau yang biasa disebut sebagai masalah yang terjadi. Selain itu berisi ide atau alternatif usulan yang tentu harus bernilai positif, sehingga mendapatkan solusi ataupun jawaban dari pilihan alternatif yang optimal.

·         Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Untuk bagian ini, tentu membatasi ruang lingkup dari pemasalahan tersebut agar tidak merambat luas dan menyebar pada masalah lainnya, oleh karna itu dibuatlah batasan masalah. Selain itu berisi pula seputar cara kerja secara singkat.

·         Tujuan Penulisan
Berisikan  dua kondisi, yakni pertama untuk diri sendiri, dan yang kedua tersebut yang memberikan nilai baik  dari pembahasan juga pengerjaan yang dilakukan.

·         Metodologi Penelitian
Dalam metodologi penelitian ini, tentu ada observasi (mengamati), wawancara pada narasumber atau yang mengetahui tentang yang berkaitan dengan permasalahan bersangkutan, serta melakukan pengumpulan data (data sheet).

·     Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan, menjelaskan memakai penulisan berapa banyak bab. Misal, untuk pembuatan penulisan ilmiah pada mahasiswa semester 6 Universitas Gunadarma yang akan membuat alat haruslah 4 bab, sedangkan yang akan membuat analisis dan studi literatur maka di wajibkan sebanyak 5 bab.

b.  Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)      Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)      Kejelasan uraian/ deskripsi:
~ Kejelasan konsep
     Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub - bsb, dari sub - bab ke detail yaang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalistis, menginterpretasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
~ Kejelasan bahasa
    Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fikti, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan). Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kelimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatiff secara benar.
~Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta
    Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain : penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan tabel, diagram, dan foto - foro. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
·         Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
·         Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul

C. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian teroenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian - bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara :
·         Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu

3.      Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
* Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
* Tahun terbit.
* Judul buku: penulisannya bercetak miring.
* Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
* Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan :
·  Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu 
   dibalik.
· Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk 
  menggantikan nama pengarang.
· Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan 
  di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·  Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·  Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama 
   belakang pengarang.

b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.






Sumber :
http://gogopratamax.blogspot.com/2012/03/konvensi-naskah.html
http://echanfebriharvandha.blogspot.com/2012/11/konvensi-naskah.html
http://dimasamiluhur.blogspot.com/2012/11/konvensi-naskah.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CATATAN KAKI

Catatan Kaki

      A. Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki atau yang juga dikenal dengan istilah footnote adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Atau secara lengkap, Catatan kaki  adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter).

      B. Tujuan Catatan Kaki
                        Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Selain itu, penulisan catatan kaki juga mempunyai tujuan untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan), menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya), menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisari, keterangan incidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau sesudahnya).
  
C. Fungsi Catatan Kaki
a.       Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).
b.      Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
c.       Sebagai keterangan mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam karangan ilmiah di halaman tersebut
d.      Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi ataucontent footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan katakata: Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.

D. Teknik Penulisan Catatan Kaki
a.       Penulisan Catatan Kaki untuk Buku
Unsur yang diperlukan dicantumkan adalah:
1)      Nama Pengarang,
2)      Judul Buku yang ditulis dengan huruf italic,
3)      Jilid,
4)      Cetakan,
5)      Tempat Penerbit,
6)      Nama Penerbit,
7)      Tahun diterbitkan, dan
8)      Halaman (disingkat h. saja, baik untuk satu halaman maupun beberapa halaman) dari mana referensi itu berasal.
Contoh:
Muhammad Ibn ‘Abdillah alZarkasyiy, alBurhân fî ‘Ulum
alQur’an, Juz IV (Cet. I; Cairo: Dar Ihya’ alKutub alArabiyah, 1958 M/1377 H),h. 3435.
b.      Penulisan Catatan Kaki untuk Artikel dalam Majalah atau Surat Kabar
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1)      Nama Pengarang/Penulis Artikel (jika ada),
2)      Judul Artikel (di antara tanda kutip),
3)      Nama Surat Kabar (penulisan dimiringkan),
4)      Nomor Edisi, Tanggal, dan Halaman.

Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka yang
dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (di antara tanda kutip), diikuti dengan penjelasan apakah itu tajuk atau berita yang dituliskan di antara kurung siku [ ], diikuti nama surat kabar (penulisan dimiringkan), nomor terbitan, tanggal, dan halaman.
Contoh:
 Sayidiman Suryohadiprojo, “Tantangan Mengatasi Berbagai Kesenjangan”, Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
”PWI Berlakukan Aturan Baru” [Berita], Republika, No. 346/II, 28 Desember 1994, h. 16.
Bachrawi Sanusi, “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi,” Panji
Masyarakat, No. 808, 110 Nopember 1994, h. 30.
c.       Penulisan Catatan Kaki untuk Buku yang memuat Artikel-artikel dari Berbagai Pengarang.
Bila mengutip buku yang seperti ini, maka perlu diperhatikan artikel yang dikutip, dan siapa pengarangnya. Unsur yang perlu disebutkan adalah:
1)      Nama Penulis Artikel,
2)      Judul Artikelnya di antara tanda kutip,
3)      Nama Editor Buku (kalau ada) atau Nama Pengarang Artikel Pertama, diikuti istilah et al. atau dkk. (karena tentu banyak orang yang menyumbangkan artikel),
4)      Data Penerbitan, dan Halaman.
Contohnya:
                  M. Dawam Rahadjo, “Pendekatan Ilmiah terhadap Fenomena Keagamaan,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (eds.), Metodologi Penelitian Agama (Cet. II; Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), h. 24.
d.      Penulisan Catatan Kaki untuk Artikel atau Entri dan Ensiklopedia
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1)      Nama Penulis Entri (jika ada),
2)      Judul Entri di antara dua tanda kutip,
3)      Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada),
4)      Nama Ensiklopedia (huruf italic),
5)      Jilid,
6)      Data Penerbitan, dan
7)      halaman.
Contohnya:
                  Beatrice Edgel, “Conception”, dalam James Hastings (ed.),Encyclopedia of Religion and Ethics, jilid 3 (New York: Charles Schribner’s Son, 1979), h. 769.
e.       Penulisan Catatan Kaki untuk Undang-undang dan Penerbitan Resmi Pemerintah
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1)      Nama Instansi yang berwenang,
2)      Judul Naskah (huruf italic).
Contohnya:
Republik Indonesia, Undangundang Dasar 1945, Bab I, pasal 1.

E. Ketentuan-ketentuan yang Penting Diperhatikan dalam Penulisan Catatan Kaki
a.       Bila catatan kaki lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya diketik di awal margin kiri.
b.      Antara baris terakhir teks dengan nomor catatan kaki diberi garis sepanjang dua puluh ketukan sebagai pembatas. Antara baris terakhir teks dengan garis pembatas itu berjarak dua spasi, sedang jarak antara garis pembatas itu dengan teks catatan kaki berjarak dua spasi juga.
c.       Jarak baris terakhir sebuah catatan kaki dengan baris pertama catatan kaki berikutnya adalah dua spasi.

      F. Istilah Ibid, Op. cit. dan loc, cit
                        Istilah Ibid. (singkatan dari ibidem) digunakan untuk menunjuk sumber yang  sama, yang baru saja disebut tanpa ada yang mengantarai keduanya (sama halaman atau tidak). Jika halaman yang dikutip sama, maka nomor halaman tidakdicantumkan lagi. Kalau kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis dengan huruf capital (Ibid), sedang bila terletak di tengah misalnya sesudah katakata “Disadur dari” maka huruf pertamanya ditulis dengan  huruf kecil (ibid).
                        Istilah op. cit. (singkatan dari opera citato, dan singkatan harus diberi spasi diantaranya, op. cit., bukan op.cit.) menunjuk kepada sumber yang sama telah disebut terdahulu tetapi di antarai oleh sumber lain yang tidak sama halamannya. Istilah ini (op. cit.) digunakan sesudah menyebutkan nama pengarang. Jika halaman yang dikutip sama, maka digunakan istilah loc.cit.(singkatan dari loco  citato).
                        Contohnya:
                William H. Newman, Administrative Action (London: Prentice Hall, Inc., 1963), h.463 Ibid., h. 473
  Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”, Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No.2, Juni 1998, hh. 55-58  William H. Newman, loc. cit.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS