Ø PENGERTIAN KALIMAT MENURUT PARA AHLI
Kita sering mendengar istilah kalimat dan pasti kita
pernah menggunakannya. Namun tahukah kalian apa pengertian dari kalimat itu
sendiri? Pengertian atau definisi kalimat memang bermacam-macam. Para
ahli bahasa pun memiliki beragam definisi, diantaranya :
a) Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer
(1994:240),
“kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap”.
b) Menurut Alwi dkk., (2000:311),
“Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan
keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses
fonologis lainnya”.
Dalam bahasa Indonesia, kalimat adalah gabungan dari
dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi
akhir. Dalam tulisan latin kalimat adalah sekumpulan kata yang
diawali huruf capital dan diakhiri intonasi final tanda titik (.), tanda Tanya
(?), dan tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:),
titik koma (;), tanda pisah(-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat
menyampaikan pikiran secara utuh.
Ø CIRI-CIRI KALIMAT
a) Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan
diakhiri dengan kesenyapan. DAlam bahasa tulis diawali huruf capital dan
diakhiri dengan titik(.), tanda Tanya(?), dan tanda seru(!).
b) Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subyek
dan predikat.
c) Predikat transitif disertai objek, predikat
intransitive dapat disertai pelengkap.
d) Mengandung pikiran yang utuh.
e) Menggunakan urutan logis setiap kata atau kelompok
kata yang mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun
dalam satuan menurut fungsinya.
f) Mengandung, satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
g) Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau
lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling
berhubungan. Hubungan dijalin dalam konjungsi, pronominal atau kata ganti,
repetisi, atau struktur sejajar.
Ø UNSUR-UNSUR KALIMAT
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat.
Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti.
Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
1. Subjek / Subyek (S)
2. Predikat (P)
3. Objek / Obyek (O)
4. Pelengkap
5. Keterangan (K)
Berikut ini adalah ciri serta contoh dari masing-masing unsur kalimat :
1. Subjek / Subyek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat, di samping
unsur predikat. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak
sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud
nomina. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini :
a) Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
b) Dia datang dari Bogor.
c) Agnes Monica adalah seorang penyanyi terkenal.
d) Pak Aldy pergi ke Malaysia.
Dari contoh
kalimat di atas, peserta audisi itu, dia, Agnes Monica dan Pak Aldy adalah
contoh dari subjek. Selain itu ada pula subjek yang tidak berupa nomina.
Perhatikan contoh di bawah ini :
a) Berwudlu harus dilakukan sebelum sholat.
b) Lima adalah sebuah angka.
c) Sakit bisa dialami semua orang.
Ciri-ciri subjek :
-
Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.
-
Disertai kata ‘itu’.
-
Didahului kata ‘bahwa’.
-
Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’ (penghubung dengan menggunakan
kata ‘yang’).
-
Tidak didahului preposisi
seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’, ‘kepada’, ‘pada’.
-
Berupa Nomina atau Frasa Nominal
2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek yang
merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat suatu kalimat dapat berupa Kata,
misalnya verba, adjektiva, atau nominal, numeral dan preposisional. Selain itu
dapat pula berupa Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa
nominal, frasa numeralia (bilangan). Perhatikan beberapa contoh kalimat di
bawah ini:
a. Qiqi belajar di kamar.
b. Ibu memasak tumis kangkung.
c. Aldy sedang membaca Koran.
a. Qiqi belajar di kamar.
b. Ibu memasak tumis kangkung.
c. Aldy sedang membaca Koran.
Dari contoh di atas, kata belajar, memasak dan membaca merupakan contoh
dari predikat.
Ciri-ciri predikat :
-
Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.
-
Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
-
Dapat diingkarkan yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
-
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
seperti ‘telah’, ‘sudah’, ‘sedang’, ‘belum’, ‘akan’,
‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’, dll.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak
setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat aktif transitif)
yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Objek
pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan.
Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya
dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina. Berikut contoh objek
dalam kalimat:
a. Adik bermain layangan .
b. Andy membeli sebuah buku.
c. Kelinci itu memakan wortel.
layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek.
a. Adik bermain layangan .
b. Andy membeli sebuah buku.
c. Kelinci itu memakan wortel.
layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut:
-
Langsung di belakang predikat.
-
Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
-
Tidak didahului preposisi.
-
Didahului kata ‘bahwa’.
4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua unsur kalimat
ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat,
menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah
yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Contoh kalimat pelengkap :
a. Indonesia berdasarkan Pancasila.
b. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan.
c. Kaki Aji tersandung batu.
d. Mahkota itu bertahtakan berlian.
b. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan.
c. Kaki Aji tersandung batu.
d. Mahkota itu bertahtakan berlian.
Berikut ciri-ciri pelengkap:
-
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Angga mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya kacamata baru.
Unsur kalimat buku baru dan kacamata baru di atas berfungsi
sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
- Tidak Didahului Preposisi
5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh
preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:
-
Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat, objek dan
pelengkap ).
-
Tidak Terikat Posisi (memiliki kebebasan tempat di awal/ di akhir , atau di
antara subjek dan predikat).
-
Jenis Keterangan.
Keterangan
dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu,
seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,
dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata
yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei,
dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat,
sesaat, sewaktu, dan ketika.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
contoh : Coldplay akan konser di Indonesia.
contoh : Coldplay akan konser di Indonesia.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan
adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh
kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang
berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang
berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan
keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
Contoh : Sebelum berangkat ke sekolah, Ricky menyisir rambutnya agar terlihat
rapi.
6. Keterangan Aposisi
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek.
Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda
kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Margareta, terpilih sebagai dosen
teladan.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur
yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan.
Contoh : Rizaldi, mahasiswa tingkat tiga, mendapat beasiswa.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat,
objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Contoh : Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Ø POLA KALIMAT DASAR
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
1. S-P
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan.
Contoh : Desi sedang memasak.
2. S-P-O
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa verba transitif, dan Objek
berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh : Desi sedang memasak nasi goreng.
3. S-P-O-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nomina, Predikat berupa verba
dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, dan Keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Contoh : Desi memasak nasi goring di dapur.
4. S-P-Pel
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
kata sifat dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Contoh : Pak Haji beternak kambing.
5. S-P-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Contoh : Kakak wisuda di JCC.
6. S-P-O-Pel
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa verba
dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, dan Pelengkap berupa
nomina atau frasa nominal.
Contoh : Dia mengirimi saya surat.
7. S-P-O-Pel-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, pelengkap,
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa
verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, Pelengkap berupa
nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Ayah membelikan Angga sepatu baru di margo city.
8. S-P-Pel-K.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, pelengkap dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, kata sifat dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva dan
keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Aku sedih ketika mama masuk rumah sakit.
Ø MACAM-MACAM KALIMAT
A. Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya,
kalimat dibedakan atas:
a) kalimat tunggal
(kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P).
(kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P).
Contoh : Ayah sedang membaca.
b) kalimat majemuk
(kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P). Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
(kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P). Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
1. kalimat majemuk setara ialah kalimat majemuk yang klausa-klausanya sama
tinggi kedudukannya. kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 bagian :
a. Kalimat
Majemuk Setara Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung dan
b. Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
c. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
d. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, melainkan
e. Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
b. Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
c. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
d. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, melainkan
e. Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
2. kalimat majemuk bertingkat adalah dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya berbeda yang memiliki unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
3. kalimat majemuk campuran gabungan antara kalimat majemuk tunggal dan
kalimat majemuk setara. Contoh: Aji bermain dengan Toni.
REFERENSI :